Sabtu, 21 Februari 2015

Kaca yang Pecah, Yaudah Pecah!


Dan sekarang baru muncul lagi setelah sibuk dengan persiapan UPK. Sebenernya sekarang juga masih sibuk. Karena Senin udah UPK. Fiuh. Karena bingung mau bahas apa. Gue bahas satu postingan gue yang sebelumnya udah pernah gue posting di blog ini. Bisa di cek di postingan Awas Nabrak!

Di postingan sebelumnya gue pernah ya bahas soal kaca spion. Di postingan itu gue bilang kalau masa lalu bisa aja pindah di masa depan. Ternyata ada salah satu teman gue yang membantah itu. Sebut saja namanya Isal. Jadi ceritanya gue sedikit membahas tentang masa lalunya. Dia membantah kalau masa lalu bisa ada di masa depan.

Ini ada sedikit percakapan antara gue sama Isal via sms.
"Emang nggak bisa yang orang di masa lalu hadir lagi di masa depan?" -gue
"Emang pak soekarno bisa jadi presiden lagi?" -isal
"Loh? Emang cinta bisa disamakan dengan jabatan?" -gue
"Kaca yang udah pecah, yaudah pecah. Nggak akan bisa jadi satu lagi"

Dan sekalipun kaca itu pecah terus dilem. Dijadikan satu lagi. Bentuknya nggak akan sempurna sama sebelumnya. Pasti akan ada cacatnya. Lebih baik ya kaca itu dibuang. Toh, udah pecah ya pecah. Sama halnya kayak perasaan. Perasaan yang dulu bisa diibaratkan kaca. Sekali perasaan itu hancur. Pasti bakal susah buat dibalikkin kayak awal. Walaupun akan ada kata menyesal di sela keretakan itu. Ah sudahlah.

Yang jelas, di postingan ini aku sedikit ralat untuk kata-kata bahwa masa lalu bisa hadir kembali di masa depan. Kaca yang pecah yaudah pecah. Kecuali, dulu masih sedikit retak atau gumpil pada kacanya. Baru ke depannya masih bisa diperbaiki.