Minggu, 28 Januari 2018

Lem Biru dengan ASUS X555QG : Notebook Mahasiswa Tingkat Akhir



Jujur aja, pertama kali gue punya notebook itu ya ASUS. Waktu itu gue baru masuk dunia SMK dan bokap ngasih gue notebook gede banget. Ya gue taunya kan notebook itu kecil, tapi ternyata ada juga yang gede. Hehe. Daaan, dulu gue gak tertarik sama spesifikasi dari notebook itu. Pokoknya dengan adanya notebook ini tugas-tugas gue bisa terbantu.

Notebook itu berwarna putih. Emang gue seneng banget kalau barang elektronik warna putih. Kesannya mewah. Begitu gue keluarkan laptopnya dari kardus. Gue yang cuma bisa melihat dengan mata berbinar. Ada dua bintang di mata gue. Ya kalau digambarkan dalam komik kayak gitu sih. Hahaha.

Nah, notebook ini udah nemenin gue selama hampir 6 tahun. Pertama kalinya sih gue punya barang awet. Ya setidaknya masih bisa nyala. Hehe. Walaupun sudah pernah ganti lcd karena pernah jatuh. Kipasnya kadang mati dan kadang nyala. Baterainya sudah bocor. Touch pad-nya udah gak berfungsi. Parahnya, keyboardnya juga kadang gak berfungsi! Sampe kemaren ngerjain laporan KKN, gue harus minjem notebook temen. Sudah terlalu tua si Putih. Gue kayaknya bener-bener ga bisa ngerjain skripsi nanti ditemani si Putih yang juga kadang mati mendadak. Tamat riwayat gue kalau sampe itu terjadi di saat gue lagi ngerjain skripsi :')

Kayaknya gue perlu lem biru si Putih dengan ASUS X555QG. Lempar beli baru. Selain sudah terlalu tua si Putih untuk menemani gue skripsian nanti, si Putih juga gak bisa menemani gue ngedit vlog gue. Emang ternyata si Putih gak kuat buat gue ajak edit vlog gue. Huft. Aduh si putih. Jawabannya ya ini, lem biru dengan ASUS X555QG. Lo tau gak apa yang bikin gue ngebet banget buat bisa punya ASUS X555QG ini? Penasaran ga? Cie kepo. Gak papa kepo, yang penting keponya menghasilkan informasi yang bagus buat lo. Asik!

Ini dia tampilan dari ASUS X555QG. Perbedaannya ada pada keyboard untuk angka berada di sisi kanan.

Kilauannya gak kuat bener deh. Pesonanya lebh unggul ASUS X555QG daripada doi.Eh. HEHE

ASUS X555QG ini menurut gue cocok sama gue yang statusnya nyaris sebagai mahasiswa tingkat akhir. Iya tingkat akhir. Tahun depan masanya angkatan gue buat wisuda. Sebagai mahasiswa apalagi tingkat akhir, gue harus mengerjakan tugas akhir dari kuliah gue, yaitu skripsi. Nah, ASUS X555QG ini bisa bantu gue dalam mengerjakan skripsi karena dengan menambahkan satu keping RAM berukuran 8GB bisa langsung wus wes deh pake ini notebook.

Tentunya, kalau abis ngerjain skripsi pasti ada rasa bosan. Asal jangan bosan kelamaan sih. Nanti gak kelar-kelar skripsinya. Hehe. Sebagai selingan untuk mengisi kebosanan ngerjain skripsi, notebook ini cocok loh buat gaming. Hal itu karena VRAM dari notebook ini 2GB pada kartu grafis Radeon R7 R5 M430 DX. Game-game kasual masa kini sudah bisa dinikmati oleh kalian. Yey!

Lagi-lagi menurut gue, jadi mahasiswa itu gak bisa cuma diam. Maksudnya, kuliah kostan kuliah kostan gitu. Millenials. Beda. Berkarya. Itu tagline dari Anti Corruption Youth Camp 2017. Hehe. Gue banyak belajar dari acara itu. Dan, selain belajar, sebagai millenials kita juga harus bikin karya! Ingat. Satu tindakan lo, bisa aja mempengaruhi orang-orang. Ya karya ini jadi jalannya. Buat diri kalian 'besar' karena karya bukan drama di media sosial. Benar, kan?

ASUS X555QG jawabannya. Selain bisa diajak ngebut ngerjain skripsi dan nge-game, juga wus wes digunakan dalam hal multimedia. Lo vlogger? Suka ngedit video? Atau lo anaknya desain grafis banget? Suka bikin desain apapun itu di notebook? Nah. Cocok banget kalau pake ASUS X555QG ini. Gue kalau punya notebook ini, gak mungkin gak berkarya. Sia-sia gak sih lo udah punya notebook canggih tapi gak ada karya yang bisa lo hasilkan? Kita millenials loh!

Satu lagi. Gue itu penggemar drama korea. Hehe. Eh, jangan sebut gue kpopers. Gue suka dramanya doang, gak sampe musik, bahkan kehidupan artisnya. Boro-boro itu, nama asli pemain suatu drama aja gue gak tau. Yang gue tau ya cuma Jong Suk, Min Ho, Joong Ki. Nah mereka doang yang gue tau. Sisanya? Gak tau. Hehe. Tapiiii, notebook ini kelebihannya bukan secara otomatis ada drama korea terbaru yang disimpan di satu folder sih. Hahaha.

ASUS X555QG ini punya kapasitas memori penyimpanan sebesar 1TB!!! Gue sih udah ngebayangin gue bisa menyimpan banyak data di dalamnya. Khususnya drama Korea. Beuh. Oh iya, vlog gue juga bisa dengan aman gue simpan. Gak bakal takut gak cukup karena memori penyimpanannya udah mantep banget!

Gue bakal nunjukkin ke kalian spesifikasi detailnya dari ASUS X555QG ini di bawah ya! Sssssssttt. Jangan kaget loh. Hihihi.


Main Spec.
ASUS X555QG
CPU
7th Gen AMD® APU A12-9720P (2M cache up to 3,6GHz) / AMD A10-9620P (2M cache up to 3,4GHz)
Operating System
Windows 10
Memory
8GB DDR4 2133MHz up to 16GB (Dual Channel Support)
Disk Drive
DVD-RW 8x
Storage
1.000 GB HDD 5400rpm
Display
15,6” Full HD (1366x768) 16:9 Anti Glare
Graphics
AMD Radeon™ Radeon R8 M435 DX / Radeon R7 + R5 430 Graphics
Input/Output
1 x Microphone-in/Headphone-out jack, 1 x VGA port/Mini D-sub 15-pin for external monitor, 3 x USB 3.0 port(s), 1 x USB 2.0 port(s), 1 x RJ45 LAN Jack for LAN insert, 1 x HDMI
Camera
VGA Web Camera
Connectivity
Integrated 802.11ac, BT 4.0 support
Audio
Built-in Speakers And Microphone, SonicMaster Lite Technology, ICE Power support
Dimension
38.2 x 25.6 x 2.58 cm (WxDxH)
Weight
2.20Kg with battery
Battery
2 Cells 37 Whrs
MSRP
Rp8.199.000 / 7.649.000
Warranty
2 Tahun Global

Gue sangat berharap bisa melalui masa menjadi mahasiswa tingkat akhir dengan menyenangkan bersama ASUS X555QG. Spesifikasi yang diberikan untuk notebook ini bener-bener jauh beda dengan si Putih. Hehe. Ya kalau bisa dapetin ASUS series semacam ASUS X555QG ini, kenapa harus beli? Hihihi.



Artikel ini diikutsertakan pada Blog Competition ASUS AMD - Laptop For Everyone yang diselenggarakan oleh bocahrenyah.com

Kamis, 04 Januari 2018

Aku Diusir Mama

Aku yang paling kanan. Oke. Jaman Astio belum kenal makeup :')

--- 2010 ---
Hari ini seperti biasa. Pulang sekolah harus berjalan kaki dari sekolahku sampai depan rumah. Jarak sekolahku dengan rumah kira-kira satu kilometer. Masalahnya adalah jalanannya tidak lurus-lurus saja, melainkan ada jalan yang menanjak lumayan tinggi. Aku pernah meminta ke mama untuk membawa motor. Sebenarnya memang tidak boleh. Selain aku belum punya sim, alasan lain mama adalah...
“Jarak dari sekolahmu ke rumah kan dekat. Gak usah lah bawa motor. Sayang bensin juga. Mending uangnya dipakai jalan-jalan, kan?”

Setelah kejadian ini aku jadi tau salah satu alasan mama tidak memperbolehkan aku sekolah di Cibinong adalah supaya tidak keluar ongkos. Alasan lainnya karena terlalu jauh sehingga mama tidak bisa memantauku. Alasan lainnya lagi adalah terpengaruh oleh sepupuku yang bersekolah di sekolahku saat ini. Ia memberitahukan mama bahwa sekolah yang kumau lebih jelek daripada sekolahku yang sekarang. Dasar menyebalkan sepupuku itu!

Matahari memang sudah tidak berada tepat di atas kepala. Banyak orang bilang bahwa matahari tepat di atas kepada pada pukul 12 siang. Aku pulang sekitar pukul dua siang, itu artinya matahari sedikit bergeser dari atas kepalaku. Walaupun begitu, matahari hari ini sedang ganasnya. Panas banget! Tidak tahan, aku mampir ke salah satu warung dan membeli minuman dari lemari pendingin. Lega.

Perjalananku masih harus melalui jalan menanjak tinggi itu. Haduh. Aku segera melanjutkan perjalanan pulangku. Kalau dinanti-nanti tidak sampai ke rumah. Tahan. Tahan. Rasanya aku ingin marah saja ke mama saat itu. Ini benar-benar panas dan aku butuh kendaraan untuk sekolah. Paling tidak mama menjemputku. Gak bisa. Mama gak bisa bawa motor. Ah sudahlah.

Akhirnya tanjakan itu sudah kulewati. Aku melanjutkan jalan ke arah rumahku di RT 2, bersebelahan dengan gang seseorang yang kusukai. Setelah lulus SD, ia melanjutkan ke pesantren di Cianjur. Sedangkan aku, ya sekolah di depan perumahan ini.

Sampai juga di depan rumah. Aku membuka pagar perlahan karena mama dan kedua adikku pasti sedang terlelap saat ini, lalu menutupnya kembali. Ketika aku membuka sepatuku, banyak tas milikku yang sudah bergeletakan di depan pintu rumah. Loh? Aku diusir mama? Kok semua tasku di luar? Aku tidak segera mengambil tas-tas tersebut, harus kutanyakan pada mama.

Begitu aku membuka pintu rumah, ternyata siang itu tidak ada yang terlelap. Kedua adikku sedang berada di ruang keluarga. Mama sudah berdiri di ruang tamu.
“Mah, kok semua tasku di luar? Mama ngusir aku?”
“Iya. Mama usir kamu dari rumah kalau masih naro tas di sembarang tempat. Mama kan udah pernah bilang ke kamu kalau tas-tas kamu itu taro di tempatnya. Tempatnya kan udah mama sediakan. Kamarmu gak rapih-rapih kalau semua ditaro sembarangan!”
“Tapi, Mah...”
“Udah beresin aja tas-tasnya sekarang.”

Mama memang sangat sensitif kalau membahas kerapihan ini. Mama pernah bercerita bahwa kakek dulu punya sikap disiplin yang tinggi. Kalau ada barang yang tidak di tempatnya akan mencari tahu pelakunya. Mungkin sikap mama sekarang ini dari kakek. Huft.


--- 2017 ---
Ah, capek. Bruk! Eh, lupa. Tempat tas tidak di sini. Aku segera menaruh tas kuliahku di tempatnya. Yap, sejak kejadian itu aku jadi selalu mengingat menaruh tas di tempatnya. Efeknya memang berkepanjangan. Mah, makasi untuk sikap disiplin yang dulu diterapkan padaku. Mama tak perlu khawatir sekarang. Aku sudah berusaha mengingat hal itu, menaruh tas di tempatnya. Jadi, tas-tasku jangan ditaruh di depan pintu kostanku ya? Horor nanti, Mah. Hehe.