Minggu, 17 November 2013

Mimpi Jam 6 Pagi

Kriiing...
Kriiing...
Siapa sih yang coba-coba ganggu aktivitas gue di hari Minggu ini? Sialnya di rumah cuma ada gue. Dengan langkah gontai bangkit dari tempat tidur kesayangan, gue menuju lantai bawah untuk mengangkat telepon. Gue coba lirik jam kuno di sudut ruangan, jam 7 pagi. Jangan bilang ini telepon ajakan temen-temen gue buat jogging. Not good time!
"Selamat pagi. Dengan rumah keluarga Santoso. Ada yang bisa saya bantu?" Ini kalimat pertama yang harus gue lontarkan kalau gue terima telepon lewat telepon rumah.
"Selamat pagi juga. Bisa bicara dengan Feronika Mauldy Khairunnisa Santoso?" Suara resmi dari seberang telepon sepertinya bukan telepon dari temen-temen gue yang kalau ngomong nggak ada etika.
Lalu siapa? Atau ini telepon dari polisi? Duh, masa iya kesalahan gue nggak pakai helm waktu itu ketahuan? Setahu gue, itu polisi nggak bunyiin peluit deh. Gue coba jawab dengan hati-hati.
"Iya. Saya sendiri. Ada apa ya?" Jujur aja, jantung gue deg-degan.
"Kami dari pihak publisher *****. Ingin memberi tahu anda bahwa novel anda yang berjudul "Long Died Realitionship" kami terima dan dua bulan kedepan akan kami terbitkan." Mendengar suara dari seberang berhenti memberi tahu maksud mereka telepon. Gue langsung loncat-loncatan di sofa ruang tamu. Gila, gue nggak nyangka novel itu bakal diterbitin!!!!!
...
"Feroooo. Banguuuuun. Sudah jam 6 lewat." Itu teriakan nyokap. Tapi kok begitu terdengar ya? Ah ternyata mimpi. Gue mimpi novel yang gue kirim diterima.
Padahal udah 9 bulan novel itu nggak ada kabar. Kayak orang mau melahirkan aja.
Dengan terpaksa deh gue bangun dari tempat tidur dan ke kamar mandi. Setelah selesai siap-siap, gue turun ke lantai bawah buat sarapan bareng bokap, nyokap dan abang gue. Belum turun, gue udah pas-pasan sama abang gue. Abang gue keluar kamar dengan aroma parfum yang cukup menyengat. Gue heran, sebenarnya dia itu mau ngampus apa jualan parfum?
"Bang, tadi gue mimpi novel gue diterima." Coba deh gue cerita ini ke abang gue. Abang gue ini udha berpengalaman dalam mengirim naskah, tapi nasibnya nggak seburuk gue. Salah satu novel dia udah ada yang diterbitin.
"Biasanya mimpi jam 6 pagi bisa kenyataan. Lo bangun tadi jam 6 lewat dikit kan?"
"Iya bang. Masa sih?" Paling ini cuma teori buatan dia sendiri. Jujur, gue baru denger ada teori mimpi jam 6 pagi bisa kenyataan.
"Ditunggu aja. Novel gue yang diterbitin juga karena mimpi jam 6 pagi. Hahaha." Gue nggak seneng kalau dia udah ketawa. Kesannya kayak nenek lampir menang undian.
Gue nggak gubris tawaan maupun mimpi jam 6 pagi. Gue nyusul abang gue ke meja makan.
Lagi asik-asik makan. Telepon rumah bunyi. Gue cuma diem. Jangan-jangan bener lagi. Nggak perlu gue angkat. Bik Nok yang angkat. Gue jadi deg-degan. Nggak tau kenapa. Bik Nok tiba-tiba dateng ke meja makan bahwa ada telepon buat gue dari publisher. Deg! Gue nengok ke abang gue. Dia cuma senyum nggak ikhlas ke gue dan mengangguk. Gue pun ke meja telepon.
"Halo. Saya Feronika Mauldy Khairunnisa Santoso."
"Selamat novel yang anda kirimkan kepada kami yang berjudul Long Died Realitionship diterima. Akan kami terbitkan dua bulan ke depan."
Gue coba nggak seneng dulu. Mungkin saja ini mimpi. Gue diem. Tiba-tiba abang gue lewat dan tangannya usil nyubit pipi gue. Sakit. Berarti ini nyata bukan mimpi.
"ELO BENER BAAAANG!!! NOVEL GUE DITERIMA!!! NOVEL LO BAKAL KALAH SAMA NOVEL GUE. HAHAHA."

Gue seneng. Intinya, yang mau apa-apa. Lebih baik kalian tidur jam 6 pagi dan mimpiin apa yang kalian mau. Selamat mencoba :D

2 komentar: