Minggu, 16 November 2014

Batuk Cincin



Langkah kakinya berusaha sejajar dengan tempat tidur roda yang membawa Galang. Semua bagian tubuh Galang sudah ditutupi dengan kain putih. Hanya terlihat kaki yang pucat diujung tempat tidur. Air matanya terus saja mengalir melihat kekasihnya terbaring kaku. Lorong demi lorong dilewati untuk sampai ke ruangan jenazah.
Tiba-tiba lampu satu lorong ini mati. Dia diam seribu bahasa merasakan gelap. Hanya cahaya bulan yang menerangi. Arlojinya menunjukkan pukul 00:30. Tubuh Galang terguncang, batuk! Suster yang membawa membuka kain putih yang menutupi wajah Galang. Tangannya menutupi mulut. Menganga dia melihat mayat bergerak. Dibuka telapak tangan Galang dan cincin berwarna putih mengkilap berada di atasnya.
“Happy Anniversary yang ke 5, Cantik” air matanya berubah arti. Dipasangkan cincin yang ada di Galang ke jari manis dia. Langsung ia peluk lelaki yang ada di depannya itu.
“Ide kamu konyol tahu, tidak?”
“Tidak tahu. Hahaha. Sudah 5 tahun, ya? Kamu masih seperti Lolly yang kukenal 5 tahun lalu.”
“Kok bohong sih? Pake acara pura-pura meninggal.”
“Tapi suka kan?” senyum dia berkembang.
Dia terus menunggu pesan masuk atau telpon dari Galang. Lebih dari dua jam ia menunggu. Sudah hampir pukul 24:00, namun pesan dan telponnya belum dibalas oleh kekasihnya itu. Tiba-tiba nada dering panggilan masuk dari ponselnya berbunyi, nomer tak bernama. Segera ia angkat.
“Dengan Gita Amethyst?”
“Iya. Saya sendiri.”
“Ini dari Rumah Sakit Polo. Apakah anda mengenal Galang Rizky Perdana?”
“Iya itu pacar saya. Ada apa ya?”
“Galang baru saja dibawa ke rumah sakit ini karena kecelakaan. Sekarang di ruang ICU. Tolong secepatnya datang kesini sebagai wali.”
Tanpa dijawab salam penutup, ia langsung ke rumah sakit yang dimaksud. Sampai disana, gedung serba putih ini sangat sepi. Hanya beberapa karyawan yang berjaga shift malam lalu lalang. Ia langsung menuju ke meja resepsionis.
“Ruang ICU dimana ya, Mbak?”
“Maaf? Atas nama siapa?”
“Galang Rizky Perdana.”
“Oh iya. Langsung saja ke lantai dua.”
“Makasih, Mbak” resepsionis yang tadi ia tanya seperti menahan tawa. Ia tak menghiraukan dan langsung menuju ke lantai dua yang dimaksud mbak resepsionis tadi.
Tempat tidur roda yang dibawa suster keluar dari ruang ICU. Dengan seseorang yang berbaring diatasnya, ditutupi dengan kain putih. Papan nama menuliskan nama Galang dengan umur 20 tahun. Ia langsung bertanya kepada suster yang membawa. Ternyata itu Galang kekasihnya yang mengalami kecelakaan dan dibawa ke rumah sakit ini. Menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 00:15. Kedua kakinya lemas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar