Di sekolah tadi, aku sempat
melihat-lihat akun instagramnya. Bukan, bukan aku naksir padanya. Aku hanya
senang melihat wajahnya yang sedap dipandang. Temanku yang berhasil membuat
kedua telingaku terpaksa ditutup karena histeris. Histeris karena foto di atas.
Jangan salah paham dulu padaku. Ah, sejak kapan kamu punya rasa cemburu?
Cowo diatas emang keren banget.
Suka borong piala buat sekolahnya. Jago futsal. Aku mengenalnya begitu dekat?
Ah tidak. Aku malah dianggap seperti orang gila ketika fotonya mengingatkanku
pada jangan disebut namanya. Ketika aku memaksanya buat mengenalku. Lupakan.
Cowo yang lebih sempurna
dibanding kamu itu ada banyak, jutaan, milyaran, bahkan triliunan. Cowo yang
punya kumis tipis diatas bibirnya pun banyak, nggak cuma kamu. Cowo yang punya
segudang mimpi pun banyak di luar sana, nggak cuma kamu.
“Ku bahagia. Kau telah terlahir di dunia. Dan kau ada. Diantara milyaran
manusia. Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu” –Perahu Kertas
Radar ini telah mengantarku ke
kota ini. Kalau bukan karena radarku, nggak mungkin kita ketemu dan saling
kenal.
Yang lebih dari kamu emang
banyak, tapi yang bisa buat aku open my mind everything ke cowo cuma kamu.
Untuk saat ini, perjalananku selama hampir 17 tahun baru kamu. Aku nggak berani
bilang untuk ke depannya. Karena kita nggak pernah tau apa yang akan terjadi
selanjutnya bukan?
Setiap pertemuan, aku selalu
melihat punggungmu. Punggungmu yang selalu menghiasi di setiap pertemuan. Tanda
bahwa kau berhasil sampai duluan di tempat dibandingkan aku. Saat itu? Senyum
berhasil menghiasiku di awal pertemuan. Kau hanya mengeluh ketika aku berhasil
membuatmu menunggu walau hanya beberapa menit. Ah, bisakah kau tetap di posisi
saat itu? Tanda suatu saat nanti kau akan menungguku dengan punggung itu.
Kadang, menjaga hati agar tetap
dengan perasaan yang sama itu sulit. Percayalah, aku ingin mengulang masa sulit
itu seperti dulu. Mempertahankan satu perasaan kepada satu orang. Meyakinkan
kepada semua orang bahwa miracle still there around us. Sama seperti menaiki
wahana di Dunia Fantasi. I want to scream loudly feel that.
Wanita mencintai karena mendengar (Harusnya). Lelaki mencintai karena melihat (Wajarnya)
BalasHapusbenerrr
Hapusduh yang curhat :')
BalasHapuscie elahh baru liat punggung aja senyum-senyum, apalagi liat wajah :D cie ngblog lagi
BalasHapusAduh screet admire-- pesen gue, jangan sering2 stalking ke akunnya yak. nanti nyesek lo. :D
BalasHapusDuh, jadi inget dulu merasakan hal yg seperti ini. Semoga dianya cepar sadar.
BalasHapusaaaaaaakkk ganteng ti wkwk
BalasHapusKakasti jadi secret admirer bgt, nih?
BalasHapus