Jaman sekarang memang sedang bangkitnya media sosial.
Facebook sudah menjadi nomer satu di top pencaharian tentang media sosial.
Disusul oleh Twitter, lalu Whatsapp. Ada Line, Path, Instagram, Snapchat, dan
media sosial lainnya. Kalau kalian nggak punya salah satu di antara media
sosial yang sudah disebutkan, pasti bisa dikatakan kudet oleh pengguna aktif
beberapa media sosial tersebut.
Semua informasi memang sudah bisa didapatkan dari media
sosial. Bagaimana tidak? Ingin mengetahui tentang pengetahuan dunia, kalian
bisa cari akun media sosial yang memang membahas seputar pengetahuan dunia.
Ingin membahas sejarah Islam maupun agama lainnya? Kalian bisa membaca sejarah
tersebut di salah satu akun sosial media yang memang membahas tentang itu.
Rasanya semua tentang ilmu apapun sudah bisa dicari dengan mudah melalui media
sosial. Dari mulai ilmu tentang kesehatan, politik, ekonomi, bisnis, sampai
ilmu agama pun ada akunnya di media sosial.
Inilah yang menyebabkan berkurangnya rasa malas membaca
buku. Seseorang akan lebih memilih media sosial sebagai jendela ilmu. Padahal
ada pepatah mengatakan buku adalah jendela ilmu. Rasanya pepatah tersebut
lambat laun akan bergeser menjadi media sosial adalah jendela ilmu.
Mengapa mereka lebih memilih media sosial daripada buku?
Yang pertama karena gampang dibawa. Seseorang yang suka dengan semua hal yang
berbau tidak ribet, pasti ia lebih memilih membawa gawai (gadget) nya yang
menjadi jendela ilmu. Selain tidak berat, gawai yang mereka punya biasanya
berukuran kecil. Sehingga ketika bepergian mereka tidak perlu membawa tas yang
agak besar karena buku yang mereka bawa.
Yang kedua karena ilmu-ilmu yang ada di media sosial
tampilannya lebih fresh dibanding yang ada di buku. Di media sosial tentu saja
cara menyampaikan ilmu-ilmunya menggunakan gambar dan animasi-animasi lain.
Bagaimana dengan buku? Sebenarnya ada buku-buku tertentu yang menyajikan isi
dari buku tersebut menarik dengan gambar dan tulisan yang tidak membosankan.
Tetapi rata-rata buku memang membosankan untuk dibaca. Boro-boro dibaca,
dilihat saja sudah malas.
Dua buku yang isinya menarik. |
Dan terakhir karena media sosial bisa dijadikan bahan
diskusi dibanding buku. Ketika mereka membaca buku, yang didapatkan hanya ilmu
dan berhenti sampai di situ. Sedangkan di media sosial, mereka bisa melakukan
diskusi dengan orang-orang tertentu yang ingin membahas tentang ilmu tersebut.
3 alasan mereka lebih memilih media sosial sebagai jendela
ilmu dibanding buku memang benar adanya. Namun, ada satu hal penting yang
dilupakan. Membaca melalui gawai dan buku tentu sensasinya akan berbeda.
Membaca yang benar-benar bernama membaca itu tentu saja melalui buku. Membaca
melalui gawai lebih bisa disebut searching.
Apa sih pentingnya membaca buku? Mungkin di sini ada yang
ingin melanjutkan kuliah di Sastra Indonesia? Bila salah satu dari kalian ada
yang berminat masuk ke dalam kelompok anak Sastra Indonesia, atau setidaknya
sastra yang lain. Selamat! Kalian perlu memiliki hobi membaca. Di Sastra kalian
dituntut lebih banyak membaca buku. Di sana kalian akan dikenalkan oleh
novel-novel klasik yang tentu saja dengan bahasa melayu yang ada beberapa
kalimat pasti tidak kalian mengerti dan harus benar-benar membacanya.
Banyak baca buku jadi cupu ah. Kata siapa? Banyak yang
bilang punya hobi membaca buku itu seksi. Seksi di sini bukan terfokus pada
badan yang ideal loh ya. Seksi di sini karena ia banyak ilmu karena membaca
banyak buku. Contohnya saja, ada temanku yang menurut aku, buku itu sudah
menjadi bagian hidupnya. Apa yang ia dapatkan? Ilmu yang berlimpah dan benar
saja ia terlihat seksi dengan ilmu yang ia punya. Hmmm. Masih nggak mau jadi
seksi berkelas tinggi?
Atau di sini ada yang mau jadi penulis? Hahaha. Selamat!
Kalian perlu punya hobi membaca buku. Ambil contoh sederhananya saja. Kalian
ingin menjadi penulis novel seperti Lexie Xue, Pidi Baiq, Tere Liye, Asma
Nadia, Ilana Tan. Tentu saja penulis yang baik adalah pembaca yang baik.
Semakin kalian banyak membaca novel-novel yang bergenre sama dengan novel yang
ingin kalian tulis, semakin baguslah tulisan kalian di calon novel kalian
nanti. Nggak percaya? Coba saja.
Kalau novelnya sudah jadi, pasti bingung deh, mau kirim ke
penerbit mana ya. Hmmmm. Langsung aja kirim ke Stiletto Book, oh iya ini
penerbit buku perempuan loh. Jadi untuk novel yang target pembacanya perempuan saja nih. Untuk target pembaca yang lain? Maap-maap aja nggak bisa kirim ke penerbit ini. Hihi.
Udah ada Stiletto Book, penerbit buku perempuan paling kece
dan bakal bikin buku kamu ada di seluruh indonesia. Masih males buat baca buku
biar bisa buat buku yang keren? Yuk ah mulai sekarang ubah pikiran hobi baca
itu cupu jadi hobi baca itu seksi.
Nama Lengkap : Astiowati Hanifah
Akun Media Sosial :
- twitter/instagram : astiowatih
- facebook : Astiowati Hanifah
Alamat E-mail : astiowatihanifah@rocketmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar