Kenapa gue ambil topik putus cinta? Karena gue sedang putus
cinta...enam bulan yang lalu. Udah lama sih. Berarti selama enam bulan ini gue
single. Nggak ada yang peduli juga sih. Yaudahlah ya lo nggak usah ribet,
mending lanjut baca postingan ini.
Dari kata putusnya
aja udah ga enak. Kayak contohnya aja lo lagi keliling-keliling pake sepeda,
terus perjalanan lo terganggu karena sepeda yang lo pake rantenya putus. Nyesek kan? Jelas.Terus pas lo
lagi asik-asiknya ngegame di komputer, tiba-tiba kabelnya putus karena lo nggak ngecek ulang kabel komputer lo yang ternyata
digigitin tikus. Atau ketika lo lagi ada di wahana
bermain dimanapun. Ternyata sabuk pengaman yang lo pake talinya putus. Amit-amit hih.
Kalau kata cintanya
sih relatif. Cinta sendiri bisa jadi satu kesenangan yang menyakitkan. Gimana
sih udah senang ditambah sakit? Nggak jelas amat. Emang cinta nggak jelas!
Kalau cinta itu berpihak pada kita, jelas itu satu kesenangan yang kita dapat.
Kalau cintanya tak berpihak pada kita, ya jelas saja itu menyakitkan buat kita.
Definisi dari putus cinta itu berakhirnya suatu hubungan
yang secara resmi dimana kedua pihak setuju, atau malah hanya satu pihak yang
setuju. Hahaha. Kata mereka sih begitu. Tapi, menurut gue putus cinta itu
berakhirnya rasa cinta kita kepada seseorang. Tanpa peduli di antara mereka ada
hubungan atau nggak. Contohnya aja gue. Gue suka sama...sebut saja Woody, jelek
banget namanya, ganti deh. Namanya Marsel. Nggak-nggak, temen gue cewe namanya
Marsel. Oke lah sebut saja Bambang. Gue nggak ada hubungan apa-apa sama dia.
Gue suka karena dia tampan dan tajir. Kenapa gue bisa putus cinta sama dia?
Karena gue melupakan satu hal, takwa. Dia nggak takwa. Laki-laki idaman itu 3T,
Tampan Tajir Takwa. Putuslah cinta gue. Tapi, kita nggak usah bahas definisi
versi gue. Versi kalian aja yang gue bahas.
Ketika putus cinta? Banyak hal yang akan dilakukan oleh
mereka yang sedang putus cinta. Ada satu hal penting yang harus dilakukan. Tau
apa itu? Menghapus semua nama doi di semua media sosial. 75% orang yang
berpacaran pasti mencantumkan nama sang kekasihnya. Status BBM nya nama
kekasihnya, di line juga begitu, di facebook statusnya berpacaran dengan kekasihnya,
di twitter bionya ada nama kekasihnya, di instagram pun begitu, dan media
sosial lainnya. Hahaha. Pegel deh itu tangan.
Lalu block semua akun yang berbau mantan. Kalau gue sih
pernah melakukan ini karena gue emang nggak suka sama mantan gue. Tapi,
berhubungan baiklah dengan mantan. Karena apa? Karena tambah musuh itu perilaku
tercela. Apa salahnya ubah mantan jadi teman? Duh iklan banget gue. Itu kalau
mantannya yang nggak rese kayak mantan gue ya, dijadikan teman adalah yang
terbaik. Block mantan kadang cara ampuh untuk menjauhinya. Gini, kalau memang mantan lo mulai merusak hidup lo dengan ikut komentar di status atau foto di instagram, block saja. Biasanya mantan yang kayak gini tipe penasaran sama hidup lo setelah putus dari dia.
Ketika lo putus cinta, perlahan lo mulai yang namanya fase
“Galau”. Walaupun putusnya hubungan lo sama doi karena orang ketiga sekalipun,
tapi tetap saja lo merasa galau. Kenapa? Galau muncul karena lo merasa kecewa.
Lo kecewa dengan doi karena selingkuh. Tapi, rasa sayang lo jelas masih ada
walaupun dia berlaku seperti itu.
Pada tahap inilah ada kata “Move On”. Bangkit...dari kubur.
Bangkit dari kenangan lalu. Ada yang bilang move on yang baik adalah mencari
orang lain. Bener banget. Tapi...jangan sekali-kali orang itu dibuat
pelampiasan. Kalau memang lo nggak bisa memulai hubungan lagi, tunda saja.
Sampai kenangan bersamanya benar-benar hilang. Itu lebih baik dibanding
memaksakan diri memulai hubungan dengan orang lain namun kenangan bersama sang
mantan masih ada. Kenangan boleh ada, hanya saja cukup untuk dikenang. Jangan
sampai kenangan itu merusak apa yang sudah lo miliki sekarang.
Cari kesibukan yang lo suka. Dengan lo yang sibuk dengan
kegiatan baru lo, itu perlahan bisa melupakan rasa cinta lo ke mantan. Percaya?
Nggak! Yaudah. Kalau gue pribadi, gue suka jalan-jalan, gue suka jualan. Eh
beli keripik pisang Gorila gue ya. Langsung aja add line astiowatih buat
tanya-tanya. Lagi open reseller juga loh. Tuh kan, ada aja celah buat gue
jualan. Makanya gue melakukan hal itu untuk melupakan.
Gue orangnya nggak bisa gampang lupain kenangan. Tapi gue
gampang suka sama orang. HAHAHA. Dengan jualan inilah gue merasa punya
kesibukan yang sedetikpun gue nggak bisa inget mantan. Ditambah gue seneng
ketika gue punya konsumen ganteng kayak ka Ali. HAHAHA.
Hai. Aku konsumen Gorila loh. Tapi namaku bukan Ali-ali yang disebut Asti. |
Cobalah membuka diri lo
ke lingkungan baru. Cari lingkungan yang lo suka. Jujur, gue pengen banget
ngerasain nanjak gunung. Tapi, karena gue tahu diri kalau gue rada manja, nggak
jadi deh ikut BH di kampus. BH? Waaaaaw. Blue Hikers elah -___-
Sudah siap membuka diri ke lingkungan baru? Lingkungan yang
lo suka? Dimana lo nggak perlu merasa ditekan oleh sang mantan seperti dulu.
Dimana lo bisa melakukan apa yang lo mau. Ini gue tambahin video dari Bang
Radit tentang Putus Cinta. Selamat menikmati :)
Ketika putus cinta kebanyakan putusnya ga baik-baik, tapi justru jangan sampe jadi musuhan sama mantan. Karena mantan itu makhluk ghaib. Tiba-tiba muncul bikin kaget, ngilang bikin penasaran haha :D
BalasHapusKetika putus cinta kebanyakan putusnya ga baik-baik, tapi justru jangan sampe jadi musuhan sama mantan. Karena mantan itu makhluk ghaib. Tiba-tiba muncul bikin kaget, ngilang bikin penasaran haha :D
BalasHapusHahaha. Bener banget. Tapi kalau memang mantan udah mulai mengganggu ada baiknya untuk menjauhi dalam jangka waktu beberapa bulan.
HapusPutus cinta ya, belum pernah nemu mantan yang rese sih. Tapi gue juga tipe yg suka memutus hubungan, supaya move on sebenernya dan belajar buat memaafkan diri sendiri :D
BalasHapusCinta itu membahagiakan, tp juga membunuh. Membahagiakan kalau ia jadi sampingan dalam genggaman akal. Membunuh ketia merasa memiliki terlalu dominan. Sedang hidup hanya menunda kekalahan, kata Chairil. Menunda dan menunggu kehilangan.
BalasHapus