Minggu, 20 Januari 2013

Maafkan aku, Mbak.

1 New Message

"Aku tunggu di cafe biasa -Alfan"

Tanpa ba-bi-bu lagi, Mela segera meluncur ke tempat yang Mas Alfan maksud. Mungkin Mas Alfan ingin menanyakan sesuatu yang menyangkut tentang acara lamaran ia dengan kakakku, Mbak Rena. Ketika sampai di cafe, aku melihat mobil Honda Jazz nya sudah ada di parkiran. Langsung saja aku memasuki cafe tersebut. Mataku terus mencari batang hidungnya. Dan ah, dia duduk di meja nomer 8, pas dengan tanggal lamaran mereka nanti. Batinku.

"Aduh so sweetnya sampai nomer meja pun sama dengan tanggal acara lamaran nanti." Goda Mela.

"Ah, hanya kebetulan ko, Mel. Duduk sini." Mas Alfan mempersilahkan Mela duduk di sampingnya.

"Bisa aja ngelesnya. Ada apa ya mas nyuruh aku kesini?" Tanya Mela to the point.

"Soal...." Mas Alfan menggantungkan kalimatnya. Menatap tajam mata Mela.

"Lamaran kan, kak? Ada apa? Mas gugup ya?" Goda Mela lagi. Sebenernya Mela takut dengan tatapan tajam mas Alfan tadi.

"Bukan itu" Suara kak Alfan mengecil, kepalanya menunduk dalam-dalam. Mela bingung.

"Mas kenapa? Mas sakit? Mela bingung." Mela mulai panik.

"Enggak. Mas jatuh cinta pada perempuan lain, Mel. Perempuan selain Rena." Mela tahu mas Alfan berusaha mengeluarkan kata-katanya.

"APAA?! SIAPA PEREMPUAN ITU MAS?!" Mela langsung bangkit dari kursi ketika mas Alfan berbicara seperti itu.

"Mas mohon kamu tenang dulu. Minum dulu silahkan. Mas juga bingung kenapa bisa jatuh cinta pada perempuan itu." Mas Alfan berusaha menenangkan Mela.

"Sekarang mas silahkan cerita kenapa dan siapa perempuan itu." Mela mencoba menenangkan diri dengan Chocho Latte nya.

"Perempuan itu kamu, Mel. Aku jatuh cinta padamu saat makan malam dua hari yang lalu." Mas Alfan berbicara dengan lantang.

"Uhuk, uhuk." Mela tersedak minumannya. "Aku mas? Gak boleh mas!" Aku bersikeras melarangnya. Dan, segera pergi meninggalkannya. Tapi tanganku digenggam erat olehnya.

"Aku bakal lamar kamu dan membatalkan lamaranku ke Rena." Mas Alfan meninggikan suaranya. Dan, aku dibawa kepelukannya. "Aku cinta kamu, dan aku sudah pikirkan ini matang-matang" Lirih Mas Alfan.

"Maafkan aku, Mbak. Aku mencintai mas Alfan juga. Cinta pada pandangan pertama" Lirihku dalam hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar